BPS
merupakan salah satu destinasi favorit untuk belajar maupun komparasi
mengenai official statistics yang diterapkan di Indonesia. Kali ini pada
Selasa, 17 Januari 2017, BPS menerima study visit dari Bangladeshyang
didelegasikan oleh Bangladesh Bureau of Statistics (BBS) untuk
mempelajari Statistical BusinessRegister (SBR) yang sedang dibangun BPS.
Konsep
dasar, roles dan SBR data sourced menjadi penting untuk dipelajari.
Selain itu, challenges dan kompleksitas yang dihadapi BPS dalam
melaksanakan SBR menjadi alasan utama study visit yang dilakukan BBS.
Selain sharing mengenai SBR, BPS juga mengulas mengenai Sensus Ekonomi
2016 yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu. Hasil Sensus Ekonomi
2016 salah satunya digunakan untuk mendukung updating SBR.
Kedatangan
BBS disambut oleh Kepala BPS Kecuk Suhariyanto yang didampingi oleh M
Ari Nugraha, Deputi Metodologi dan Informasi Statistik dan Dwi Retno
Wilujeng Wahyu Utami, Kepala Biro Humas dan Hukum. Setelah sambutan oleh
Kepala BPS, kegiatan dilanjutkan dengan foto bersama dan kembali
melanjutkan diskusi yang diawali dengan pengenalan BPS, mulai dari
sejarah, struktur organisasi hingga tanggung jawab BPS.
Delegasi
dari Bangladesh menyampaikan pentingnya SBR dalam mendukung
perstatistikan di Bangladesh sehingga mereka ingin belajar dari BPS yang
memiliki ragam sensus dan survei. Heru Margono, Direktur Pengembangan
Metodologi Sensus dan Survei memberikan penjelasan mengenai apa itu SBR,
pentingnya SBR hingga penggunaannya.
Setelah
mengunjungi dan diskusi dengan subject matter BPS di Jakarta, kegiatan
akan dilanjutkan dengan study visit ke BPS Provinsi Bali pada tanggal 21
Januari 2017. Mereka juga akan mempelajari pelaksanaan SBR pada level
provinsi. Study visit ini akan dilaksanakan hingga 24 Januari 2017.